Berbagai Museum Terbaik Di Indonesia

Museum Terbaik Di Indonesia – Jakarta terkenal dengan mal yang menjamur di segala penjuru. Tak jarang, kamu bisa menemukan deretan mal dalam satu jalan yang sama. Mal sangat dinikmati karena menawarkan berbagai fasilitas menarik seperti bioskop, tempat hangout, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak anak muda yang menghabiskan waktu luangnya dengan berjalan-jalan ke mal.

Sayangnya, Jakarta terkenal dengan kemacetannya. Kamu bisa menghabiskan lebih dari 1 jam di jalan ketika ingin berpergian di Jakarta. Susahnya akses ini tak pelak membuat banyak anak muda malas sekadar berjalan-jalan. Ketika liburan pun, spot-spot wisata favorit di Jakarta juga selalu penuh dengan pengunjung. Akhirnya, anak muda Jakarta sering kebingungan ketika ingin liburan.

Museum Wayang

Museum tertua pertama yang ada di Indonesia adalah Museum Wayang. Museum Wayang ini didirikan pada tahun 1640 silam. Sebelum menjadi museum, dulunya bangunan ini merupakan gereja tua pada masa kejayaan VOC bernama De Hollandsche Kerk yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Tak bertahan lama, gereja tua tersebut bertahan sampai tahun 1732 dan akhirnya pada satu tahun kemudian “De Nieuwe Hollandsche Kerk” hingga tahun 1808. Kemudian bangunan kembali beralih fungsi menjadi monumen ilmu penelitian dan seni pada tahun 1936.

Hingga pada 22 Desember 1939 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menjadikan bangunan tersebut sebagai museum dengan nama “De Oude Bataviasche Museum” atau “Museum Batavia Lama”. Lalu museum tersebut kembali berganti nama menjadi Museum Wayang dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 13 Agustus 1975. Museum wayang menyimpan sekitar 4 ribu wayang dengan berbagai jenis daftar idn poker dan bentuk dari berbagai daerah lokal hingga mancanegara. Mulai dari Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatra, hingga beberapa koleksi luar negeri seperti Perancis, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Inggris, dan Amerika.

Museum Benteng Vredeburg

Bangunan yang berbentuk benteng ini dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda sebagai strategi mereka untuk mengambil alih keraton. Hingga pada akhirnya pada tahun 1867 gempa bumi dahsyat menimpa DIY dan menghancurkan sebagian bangunan. Lalu kemudian bangunan benteng mengalami perbaikan dan pergantian nama menjadi ‘Vredeburg’ yang memiliki arti perdamaian antara keduanya. Secara resmi 23 November 1992 bangunan benteng beralih fungsi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg.

Baca Juga : Benteng Rotterdam: Sejarah dan Fungsi

Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti adalah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Museum ini menyimpan koleksi prasasti nisan kuno, miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum ini menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan yang menyatu. Pada mulanya, sebagai pemakaman sejak 1795, lalu dijadikan museum pada 9 Juli 1977. Museum yang berlokasi di Jalan Tanah Abang I No. 1, RT 11/RW 8, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat beroperasi Selasa–Minggu pukul 09.00–15.00 WIB dan tutup di Senin dan libur nasional. Harga tiket masuk untuk dewasa Rp5 ribu, mahasiswa Rp3 ribu dan pelajar Rp3 ribu.

Museum Fatahillah

Museum legendaris yang ketiga adalah Museum Fatahillah atau lebih dikenal sebagai Museum Jakarta. Sesuai dengan namanya, museum ini memamerkan berbagai koleksi benda-benda bersejarah Jakarta. Para pengunjung dapat melihat sejarah terbentuknya kota Jakarta, hingga dinobatkan menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Bangunan ini sejatinya telah berdiri pada tahun 1707 silam, hingga akhirnya mengalami berbagai pengalihan fungsi dan baru diresmikan sebagai museum pada Maret 1974. Lokasi Museum Fatahillah berada di Jalan Taman Fatahillah No 1, Jakarta Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *